Fauzi Ananta

Official Website

Pages

Halo

Halo

Tuesday, October 8, 2013

Lampung. Tungku di ujung pulau Sumatera.

            Lampung. Satu nama yang masih penuh dengan “Misteri”. Bukan hanya sepotong pulau di ujung kaki Sumatera yang termenung saat dilintasi jutaan umat manusia. Kekayaan alam membuat karakter khusus yang “khas” melekat kuat pada daerah ini. Walau total manusia yang mencapai 3% dari keseluruhan di Indonesia, tak membuat Masyarakat menjauhi kehidupan bersandar olah tanah. Dan bahkan menekuninya. Gunung-gunung yang ditemani lembah-lembah yang subur, pohon kelapa melambai sepanjang pantai dengan laut sebagai berkah. Dan hijaunya persawahan sejauh mata memandang. Tak pelak, membuat mereka bermata pencaharian di bidang pertanian. Tak semata cocok tanam di ladang atau rumput, Beternak hewan berkaki dua, berkaki empat, sampai yang tidak berkaki. dan semua itu hanya di satu tempat, Lampung.
Source : Google.Com
            Lampung, lahir tepat 18 Maret 1964. Walau sebelum tanggal tersebut, telah terjadi pemerintahan, mengatasnamakan Sumatera Selatan. Lampung bukan daerah yang tiba2 muncul, pada masa kejayaan Kerajaan kerajaan di Indonesia, Lampung sudah eksis, walau untuk dijajah, dan diambil kekayaan alamnya. Semua berawal dari penjajahan kerajaan Sunda. Namun, seiring berjalannya waktu, Kerajaan Sunda yang sempat jaya, sempat kedodoran saat menghadapi VOC. Dan benar, akhirnya kerajaan sunda menyerah ditandai dengan perjanjian yang berisi kalau Lampung diserahkan ke VOC. Raffles yang sempat merebut daerah Semangka (Lampung dulu) dan tak mau mengembalikan ke Belanda, akhirnya gagal mempertahankan dan balik ke tangan Belanda. Dan pada 1817, muncul pahlawan Raden Intan, yang punya pengaruh besar dan membuat Belanda khawatir akan keberadaanya. Dan sampai menjelang merdeka, rakyat Lampung tetap gigih mengusir penjajah. Dan akhir berbuah manis. Lampung pun menjadi daerah tingkat I pada tahun 1964.
Source : Google.com
            Sepanjang perjalanan, Lampung gak selalu aman. Selain penjajahan Belanda, ada hal lain yang membuat seluruh Indonesia terdiam, bahkan dunia. Dan hal tersebut adalah letusan Krakatau tahun 1883. letusan itu terdengar dari jarak 4.600 kilometer oleh seperdelapan penduduk bumi mengakibatkan hampir 165 desa dan kota hancur, 36.417 warga tewas. Berminggu-minggu abu Krakatau menutupi atmosfer sehingga menghalangi sinar matahari dan menyebabkan perubahan iklim global. Hal yang bahkan kalau di akumulasikan 13.000x lebih dahsyat dari Bom Hiroshima, yang meluluhlantahkan Jepang waktu itu. Krakatau memang telah tiada. Tapi tetap menyisakan jutaan kenangan, dan Anak yang ditinggalkan. Anak Krakatau yang tetap diwaspadai walau letusan tidak mungkin menyamai induk.
Source : Google.com
            Walau punya sejarah kelam, Lampung ga melulu kelam. Ada beberapa hal yang bisa dibanggakan. Mungkin orang-orang mengenal hewan besar seperti Gajah, atau yang buas seperti Harimau Sumatera. Tapi itu hanya segelintir kecil dari keunikan di Lampung. Lampung menyimpan ragam jenis kesenian, mulai dari tari-tarian, musik tradisional, sastra klasik, dan masih banyak lagi. Semua khazanah budaya itu terpencar di setiap pelosok Lampung, baik yang terdeteksi maupun yang belum "terjamah". Setiap kabupaten di Lampung memiliki ciri keseniannya masing-masing. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah merupakan salah satu kekuatan besar yang mampu membangun peradaban (kebudayaan). Kopi, lada, cengkih, kekayaan tambak udang, kekayaan bahari laut, hutan yang menghijau sebagai paru-paru dunia, gajah Lampung, harimau sumatera dan masih banyak lagi anugerah Tuhan yang masih tersembunyi, kesemuanya adalah suatu khazanah, yang membuat kami berbeda, dan (seharusnya) kami sadari.


            Keberadaan Lampung saat ini merupakan buah dari peradaban (kebudayaan) yang berproses sejak masa lalu. Seiring berjalannya waktu, banyak hal2 baru yang potensial dan ditemukan. Namun, semua itu percuma, karena kami tahu, kami belum bisa memanfaatkannya. Kelebihan fasilitas membuat kami terlena. terbentangnya jalan tol, hadirnya bandar udara berkelas internasional, pelabuhan berskala global, dibangunnya kota baru, sampai berjejernya rel kereta ganda yang mampu membelah Sumatera dari ujung Selatan sampai pucuknya. Jika kelak semua lengkap, tak satu yang kuasa menahan laju pertumbuhan Lampung dalam peta nasional dan kian pentinglah kawasan ini dalam percaturan regional. Dan jika semua selaras dengan keinginan membangun alam, sempurnalah Lampung untuk mencapai “puncak”-nya. #BridgingCourse

0 comments:

Post a Comment