“Jangan Jual Mobil Murah di Kota Macet” - Menhub
"Kalau alasannya mobil murah menambah kemacetan, apakah mobil mahal tidak menyebabkan kemacetan," cetus JK di sela-sela acara Singapore Summit, Jumat (20/9) malam di Singapura.
Well, itulah pernyataan bertentangan dari Menhub, Bapak
Mangindaan, yang kontra mobil murah dan Bapak Jusuf Kalla yang Pro mobil murah.
TAPI? Apa ini bisa dihindari?
"Pada 2014 jika tidak ada pembenahan sistem transportasi Jakarta, maka lalu lintas akan `stuck`," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian Pekerjaan Umum Setiabudi Albamar di Jakarta, Kamis.
Setiap Pagi, mau ke kantor atau sekolah. Baru keluar
rumah, eh mobil2 udah baris aja depan rumah. gak terkecuali Yogyakarta. Jogja emang belum semacet itu sih,
tapi, sepertinya emang tinggal nunggu waktu aja deh. Ditambah serbuan mobil
dibawah 100 juta. Apa gak makin parah aja Indonesia?!
"Kalau melihat pertumbuhan kendaraan sekitar 700 per hari, maka kami prediksi 2014 jalan di Jakarta sudah stuck. Kalau tidak ada kebijakan membatasi angka kendaraan tentu akan semakin parah kondisinya," ujar Royke, Senin (1/8/2011) di Polda Metro Jaya.
Yak, seperti itulah gambaran kota2 besar di
Indonesia. Menyakitkan memang, tapi memang udah takdir kalo gak ada tindakan
dan kesadaran dari semua pihak. Apakah hanya akal2an beberapa politisi membuat
banyak mobil dibawah 100 juta. Katanya mobil murah untuk rakyat kecil. Tapi,
apa rakyat kecil bener2 butuh mobil murah? Jelas, yang mereka butuhin itu
makan! Mobil murah merajarela, tapi bahan pokok makin mahal aja. Bisa dilihat
kasus kedelai, gimana bisa itu jadi melambung? Apa gak karena kebodohan dari
pemerintah tuh. Bukannya berbenah, malah ngeluarin kebijakan yang Nyeleweh. Tapi gak mikirin dampaknya?
Alamak! Bukannya bikin maju, malah bikin jeblok. Kenapa?
"Faktor utama infrastruktur dalam artinya konektivitas. Itu yang menjadi sorotan dan meningkatkan kualitas pelayanan kita, rupanya menjadi satu pembicaraan pelabuhan internasional, seringnya airport kita sering delay," ujar Hatta Rajasa saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (18/9).
Gimana ceritanya? Kalo Investor baru mau investasi,
udah nungguin pesawat di airport, eh
delay. Udah bête nungguin, baru keluar
bandara, eh langsung macet. Apa gak dia langsung kabur dari mobil, terus naik
pesawat balik ke negaranya sendiri?! Apa gak semua investor langsung ogah
nanemin modal di Indonesia?
Tapi, ada beberapa cara yang jelas bisa mengurangi
kepadatan kota2 besar. Seperti, larangan Parkir-On-Street,
Larangan masuk kota truk2 besar, dan tariff yang dipermahal. Tapi, apa
semua salah Pemerintah? GAK! Rakyat juga salah. Kenapa mereka terlalu “Sok”
Hedonisme beli kendaraan pribadi yang “Mahal”. Apa cuman untuk Show Off? Kalo iya,
mending pindah ke amrik sono, Indonesia kan tradisi yang ramah. Lagian, apa
salahnya sih naik Trans Jakarta? Gengsi? Bodoh. Jujur, saat saya ke Jakarta
bersama 18 orang teman, untuk tes, kami naik Trans Jakarta, dan KAMI MENIKMATI.
Walau harus terkesan nunggu lama, tapi bisa lebih cepet sampe kok, karena ada
Track sendiri (Walau kadang ada orang bodoh yang salah jalur, jelas2 itu jalur
Trans Jakarta) dan dingin kok. Terbukti dengan saya yang abis jalan jauh, masuk
situ, bisa tidur sangking dinginnya..
In short, dengan kebijakan yang gak “Sewajarnya”
pemerintah juga bisa melakukan perubahan. Selama ada keinginan yang keras. coba intip Jepang, setiap Kendaraan harus lolos Uji Emisi baru boleh masuk pasar. tengok juga Singapura, gunain pajak tinggi biar masyarakat gak pade beli, atau liat Rusia, yang buat Jalur Sepeda sampe berkilo2. Tapi,
gak cuman pemerintah, gimana kalo udah diterapin semua, tapi otak orang
Indonesia yang bejat bisa ngakalin? Gak kelar juga deh. Jadi dibutuhkan kerja
sama dari semua pihak, menentang Konspirasi kemakmuran dari beberapa pihak, dan
menerapkan yang seharusnya. DO IT!
0 comments:
Post a Comment