Sutradara
Herwin Novianto
Produser
Deddy Mizwar
Pemeran
Osa Aji Santoso (Salman)
Fuad Idris (Hasyim)
Ence Bagus (Haris)
Astri Nurdin (Astuti)
Tissa Biani Azzahra (Salina)
Ringgo Agus Rahman (Anwar)
Tanggal Rilis
15 Agustus 2012
Mungkin beberapa dari
kalian sudah mendengar film dari Indonesia seperti Batas (2011) atau Tanah Air
Beta (2010), Tanah Surga Katanya juga memiliki tema yang serupa,
nasionalisme. Memang sedikit ada perbedaan antara Tanah Surga Katanya dan kedua
film tersebut. Tanah Surga Katanya lebih memiliki kritik yang tajam terhadap
pemimpin negeri ini.
Semua berawal dari seorang
mantan revolusioner prajurit konfrontasi Malaysia, Hasyim (Fuad Idris), yang
mempunyai anak bernama Haris (Ence Bagus), dan mempunyai dua cucu, Salman (Osa
Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra). Hasyim, yang merupakan mantan
prajurit Indonesia, sedang diuji nasionalismenya oleh anaknya, Haris, ketika
Haris meminta ayahnya (Hasyim) dan kedua anaknya (Salman dan Salina) agar pergi
ke negeri sebelah yang lebih makmur, Malaysia.
Mereka yang tinggal
diantara perbatasan Indonesia dan Malaysia memang tertekan, karena hidup yang
tidak kunjung sejahtera, dan membuat Haris, yang bekerja di Malaysia, lebih
memilih pindah karena makmurnya Malaysia dan alasannya yang telah mendapatkan
istri disana. Keputusan Haris membuat Hasyim, yang sakit jantung, tercengang,
dan tetap tidak bisa menerima kalau dia harus pindah ke negeri seberang. Saat
Haris siap pergi bersama kedua anaknya, Hasyim membulatkan tekad agar menetap
disana. Keputusan Hasyim membuat Salman ikut kakeknya tersebut dan Salina ikut
ayahnya pergi ke negeri seberang.
Tak hanya menguji
nasionalisme Hasyim, Salman juga tergoda dengan negeri seberang yang lebih
makmur. Dan parahnya, Salman melihat bendera pusaka, Sang Saka Merah Putih,
dijadikan alas berjualan oleh salah satu penjual di Malaysia. Dan pada akhirnya
Salman menukar bendera tersebut dengan sarung yang dibelinya, dan mengibarkan
bendera Merah Putih dengan gagah ditiup angin.
Tak hanya berpusat
pada nasionalisme, cinta juga gak bisa luput dari pandangan. Dan ditekankan
pada Anwar (Ringgo Agus Rahman) dan Astuti (Astri Nurdin). Anwar yang saat itu
ditugaskan untuk menggantikan dokter yang sudah almarhum disana, langsung
bertemu dengan Astuti. Dan mulai timbulah benih-benih cinta diantara mereka
berdua. Dan sikap Anwar yang sering menggombal ke Astuti semakin menambah manis
hubungan tersebut.
Perawakan Anwar yang
humoris membuat film ini juga gak bisa lepas dari yang namanya komedi. Ada beberapa
adegan yang menonjolkan unsur komedi yang membuat penonton tertawa. Saat Anwar
berniat dijodohkan dengan anak dari orang yang telah ia obati, dan anak
tersebut sangat jelek, yang membuat Anwar terbirit-birit. Atau adegan saat
Anwar mengajar di sekolah dan kakinya masuk ke lubang yang sama dimana ia
berpijak, dan membuat semua anak tertawa terbahak-bahak.
Walau banyak sisi
yang dibahas, film ini gak bisa luput dari inti awalnya, kritikan. Film yang
menyinggung pemerintah ini semakin dipertegas dengan Salman yang saat itu
membaca puisi kolam susu sembari mengkritik pejabat Indonesia yang dianggap
hanya mementingkan diri mereka sendiri. Tak hanya itu, sistem pendidikan
Indonesia juga dikritik dengan manis. Yaitu dengan seorang guru yang memajukan
daerah tersebut seorang diri. Bahkan dengan fasilitas minim.
Overall, film Tanah
Surga Katanya memang berhasil memadukan berbagai aspek menjadi satu sehingga
mendukung film tersebut. ditambah dengan peran sempurna yang ditampilkan para
pemerannya semakin membuat film ini semakin bagus dalam hasil jadinya. Tapi,
film ini dirasa kurang istimewa karena akhirnya yang masih menggantung. Dan
penyampaian film yang kurang mengena karena terlalu bertele-tele. Tapi untuk
film seperti ini, rate cukup baik
patut diberikan kepada semua jajaran sebagai bentuk apresiasi karena telah
membungkus film ini dengan sedemikian rupa.
0 comments:
Post a Comment